JELANG PESTA DEMOKRASI GENERASI MILENIAL HARUS GUNAKAN HAK SUARA DALAM PESTA DEMOKRASI



BAWASLU CIANJUR-JPPR& Cianjur Intellectual Foundation, Gelar SEKOLAH DEMOKRASI Bersamma Siswa-siswi SMK AKP Cipanas-Cianjur. kontestasi politik dalam praktik kepemiluan di Indonesia seringkali dijadikan alasan sebagian orang untuk memilih tidak memilih (golput). Banyak pihak mencoba mencari rumusan sendiri terkait kelebihan dan kekurangan golput dalam kerangka sistem demokrasi. Disatu sisi golput dipandang sebagai bagian dari hak politik dan kewajaran dalam dinamika pemilu, sementara disisi lain golput dipandang sebagai sikap apatis dan bertentangan dengan cita-cita politik ideal yang tujuan utamanya kebaikan individu dan masyarakat luas. Golput (dari sisi etika perilaku pemilih) sebagai upaya penyadaran akan pentingnya menjaga etika para pihak (termasuk pemilih) dalam pemilu dalam rangka mewujudkan pemilu yang berintegritas.
Stagnansi kesejahteraan serta agregasi kepentingan yang tidak diwujudkan dengan baik oleh calon terpilih jelas menjadi isu liar yang bisa dengan mudah mempengaruhi orang untuk berlaku apatis dalam pemilu. Kita sering mendengar istilah “ambil uangnya jangan pilih calonnya”, atau “ambil semua uangnya jangan pilih dua-duanya”. Bentuk Politik Uang (money politic) yang cenderung mengisyaratkan keterlibatan semu dalam kontestasi politik yang berujung pada sikap pragmatis pemilih. Pada ujungnya pemilih merasa jenuh dan tertutup pandangannya untuk melihat kemaslahatan politik yang jauh lebih besar. Selain itu, dalam pileg dan pemilu yang akan berlangsung tidak menginginkan bermunculan berita bohong (hoax), Polisasi Agama dan Politisasi SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan) yang mana ini berpotensi akan merusak kredibilitas dan integritas penyelenggara pemilihan, merusak rasionalitas pemilih dan menimbulkan konflik.
Dalam kegiatan tersebut juga Bawaslu Cianjur menyampaikan kepada seluruh peserta yang berjumlah 65 Orang tersebut bahwa “demokrasi adalah bagian penting bagi pemilih milenial”, maka dari itu jangan sampai siswa siswi sekolah tidak memahaminya” Usep Agus Zawari (Ketua Bawaslu Kabupaten Cianjur).
“dalam acara yang bertajung sekolah demokrasi ini juga, kami selaku Ketua JPPR Bersama CIF Berpesan kepada Adek-adek yang sudah memiliki hak suara agar menggunakan haknya pda 17 april nanti . Ungkap Syakir Abdullah dalam Sambutannya, dan harapnnya semoga acara SEKOLAH DEMOKRASI ini Akan terus dilaksanakan di beberapa titik Tempat Pendidikan Se-Kabupaten Cianjur sampai bulan april mendatang, JPPR dan Cianjur Intellectual Foundation akan ikhlas memberikan pemahaman Demokrasi kepada Seluruh Generasi Milenial.
Pada kesemptan tersebut juga Komisioner Bawaslu Cianjur beliau Memberikan pemahaman kepada generasi milenial khususnya Siswa Siswi SMK AKP Cipanas-Cianjur. Kegiatan Yang di gelar bersama JPPR dan CIF tersebut bekerjasama dengan BAWASLU KABUPATEN CIANJUR pada tanggal 8 Desember 2018.
Usep menyampaikan kepada Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR) Kabupaten Cianjur sebagai lembaga pemantau pemilu tentunya harus berperan aktif dalam upaya mencegah, menindaklanjuti, controlling, serta memberikan pendidikan pemilih sehingga berbagai praktik yang dipandang immoral tersebut tidak terjadi dalam Pileg dan Pemilu 2019.
Dalam kegiatan ini juga JPPR Cianjur membangun kerjasama kepanitiaan bersama CIF atau Cianjur Intellectual Foundation yang konsen dalam analisis kebijakan publik secara umum khususnya pada penyelenggaran pemilu 2019 nanti CIF juga mengajak seluruh elemen pegiat diskusi ataupun kalangan akademisi khususnya mahasiswa agar mampu menjadi bagian dari partisipasi pengawasan pesta demokrasi. Sama halnya dengan JPPR dalam bidang advokasi kebijakan publik CIF membagi beberapa konsentrasi pengawasannya kedalam beberapa zona, harapan kami kegiatan ini bisa dilaksanakan dibeberapa zonasi se-kqbupaten cianjur, dan targetnya memberikan pemahaman terkait kesadaran memilih pada pemilu 2019 yang akan berlangsung tanggal 17 april 2019 nanti, khusunya pada pemilih pemula yang notabene menjadi sasaran strategis dalam membangun kesadaran pemilu sejak dini. Perlu diketahui juga bahwa lembaga CIF merupakan sebuah wadah kajian dalam ranah, Pendidikan, Hukum, Kebudayaan, Sosial dan Keagamaan yang didirikan sejak tahun 2013 dan dideklarasikan akhir tahun 2017, harapan CIF kedepan pemuda pemudi cianjur harus sudah melek keilmuan apapun khususnya menghadapi momentum politik harus sadar terhadap pemilu juga. (SBerdikari/8/12)