Education Focus Study
INDONESIA,,?? CINA.. dan Jepang Vs Turki..!!
"Then to do with partnershif education in the indonesia"
Menarik pula ketika saya berdiskusi bersama Berdikari Friendshif mengulas beberapa kebijakan turki terkait hubungan birateral, waktu itu kebetulan sahabat saya baru saja menyelesaikan homescholling-nya di pare kediri, dengan kemampuan berbahasa akhirnya mampu membuka tabir cakrawal dunia, yang menariknya dari pengalaman dia adalah beberapa variabel bahasan mengenai negara-negara maju di asia khususnya, karena itulah yang menjadi dorongannya pula untuk meneruskan studynya ke Australia. Awal november nanti. Semoga sukses selalu sahabat. "Dari penyampaiannya dengan gaya bicara yang sangat spontan telah mampu mengubah dan mengolah kemampuanya dalam berkomunikasi dalam berbahasa asing kebijakan dalam pendidikan dinilai menjadi penopang penting untuk mengembangkan situasi ekonomi politik suatu negara, corak berfikir dan pola berfikir seorang manusia ditentukan oleh cara ia bertahan hidup" dari situlah ia menilai kenapa australia menjadi maju dengan posisi kemandirian ekonominya.
Ok analisanya sejauh mana jalinan pemerintah indonesia dalam bidang pendidikan.!
Hubungan sulit Cina dan Jepang
Sejak 1972 Cina dan Jepang kembali melakukan hubungan diplomatik. Sengketa kepemilikan pulau sebabkan Cina batalkan perayaan 40 tahun hubungan diplomatik dengan Jepang.
Sejak 1972, ketika kedua negara kembali berhubungan, investasi Jepang telah membuka 5 juta tempat kerja di Cina. Milyaran dolar bantuan ekonomi mengalir dari Tokyo ke Beijing. Cina saat itu menjadi mitra usaha terpenting Jepang. Setiap tahunnya ratusan pebisnis Jepang bertandang ke Cina, bertukar pendapat dan memupuk hubungan dengan pejabat dan politisi Cina. Kesepakatan perdagangan bebas secara resmi mulai dibahas.
Dari Imperialisme ke Pasifisme
Sampai masa tertentu, Jepang masih menganggap Cina sebagai pusat kebudayaan dan masyarakat. Namun pertengahan abad ke 19, setelah Restorasi Meiji, Jepang mengalami modernisasi dan pada 1985 mampu mengalahkan Cina dalam sengketa mengenai Korea.
Hal ini memicu rasa unggul di pihak Jepang, jelas Yahuda. Apalagi Jepang kemudian berhasil merebut wilayah Manchuria dari Cina dan menduduki separuh Asia. Pembantaian Nanking atau eksperimen terhadap manusia yang dilakukan oleh pasukan rahasia „731“menunjukkan kepada bangsa Cina, bahwa mereka dianggap manusia kelas dua oleh Jepang.
Rasa Malu vs Rasa Bersalah
Sikap bungkam itu terutama karena alasan budaya. Di Jepang, rasa malu lebih kuat dari rasa bersalah. Selain itu, ada keterkaitan dengan akhir dari perang dunia kedua. Bom atom yang dijatuhkan pada Hiroshima dan Nagasaki membantu Jepang dalam melupakan kesalahannya. „Di Jepang, berbicara tentang pembantaian Nanking merupakan tabu, karena bisa merusak cara pandang banyak orang banyak, bahwa mereka bukan saja pelaku perang, melainkan juga korban perang“, begitu ungkap penulis Yoshikazu Kato.
Hubungan Jepang dengan Turki
Kontak langsung antara Jepang dan Kerajaan Turki dimulai setelah Restorasi Meiji pada tahun 1868 yaitu ketika para pemimpin muda yang baru merobohkan rejim Tokugawa dan membuat perubahan radikal. Sebagai bagian dari visi radikal yang baru untuk memodernisasi Jepang sedemikian rupa sehingga akan menjadi suatu kekuatan seperti halnya Barat, pemerintah Meiji yang baru mengirim misi Iwakura pada tahun 1871 - 1873 untuk menyelidiki dunia dan dengan penuh harapan merundingkan untuk meninjau kembali perjanjian yang telah ditandatangani Shogun Tokugawa pada tahun 1858. Selama kunjungan Pangeran Iwakura ke Eropa di tahun 1871, sekretaris misi Fukuchi Genichiro mengunjungi Istanbul untuk belajar kondisi-kondisi Kerajaan Turki.
Turki dan Persia mendominasi daerah Asia Barat di akhir abad ke 19 dan awal abad 20. Orang-orang Arab masih tunduk kepada orang-orang Turki, orangorang Britania, Perancis dan setelah tahun 1911 kepada orang-orang Italia. Para pelancong Jepang melintasi Britania - Mesir dalam perjalanan ke Eropa sebelum Terusan Suez yang diselesaikan pada tahun 1869. Pada tahun 1870 dan 1880, Jepang berkeinginan untuk mulai mengunjungi Istanbul setiap tahun, dan di sana Jepang menyatakan untuk menetapkan langsung hubungan diplomatik juga.
Bagaimanapun juga, Bencana Ertugrul benar-benar memperkuat persahabatan itu. Di musim panas (1890), suatu kapal tua Turki yang dikenal dengan nama Ertugrul tiba di teluk Tokyo dalam suatu misi diplomatik. Sultan Turki telah mengirim suatu medali untuk menghormati Kaisar Meiji sebagai penukar dari penerimaannya dari mengunjungi Pangeran Akihito Komatsu di tahun 1887. Pemimpin Misi Turki ini, Laksamana Muda Osman Pasha, senang terhadap pemimpin Tokyo dengan tatakramanya yang lembut. Ketika kapal mulai kembali ke Turki, kapal itu telah disapu oleh suatu taufan. Ratusan orang meninggal dunia dan hanya 69 orang yang selamat. Sebagai tanda persahabatan, para orang yang selamat telah dilayani dengan royal dan mengirimnya kembali ke Istanbul dengan dua fregat Jepang, yaitu Hiei dan Kongo.mp
Di tahun 1890, tanda persahabatan antara Kaisar Meiji dan Sultan Turki, dan warganegara pribadi seperti Shotaro Noda dan Torajiro Yamada mencoba untuk memelihara persahabatan yang nasional tetap hidup dan penting. Walaupun Jepang dan Turki telah ditetapkan untuk menjadi sisi yang berlawanan dari dua Perang Dunia pada awal abad 20, tidak pernah ada kebencian antara mereka, tetapi hanya kalkulasi dari kepentingan nasional dan persekutuan Eropa. Beberapa perencana Britania ingin Jepang untuk mengirimkan pasukan ke Mesopotamia (Iraq) untuk melawan Jerman dan Pasukan Turki di tahun 1917, tetapi proyek telah musnah dalam kaitannya dengan perhatian akan keinginan Jepang tentang pembagian wilayah setelah perang. Perihal Perang Dunia yang kedua, Jepang tidak ikut andil sampai tahun 1945, dan peran militer tidak begitu serius.
Sepanjang tahun 1920 dan 1930, dan kemudian mulai lagi di tahun 1950 sampai hari ini, Jepang dan Turki merawat hubungan kuat. Perdagangan bilateral tidak pernah rumit dalam kaitannya dengan batasan ekonomi dan geografis, lain halnya dalam lingkaran diplomatik tetapi persahabatan yang dalam telah diakui. Banyak orang Wisatawan Jepang pergi ke Turki dan Jepang menjaga suatu pandangan yang positif antar kebanyakan Orang Turki. Hal itu telah dicatat juga bahwa bahasa Jepang dan bahasa Turki mungkin sangat jauh berhubungan, dan itu disebabkan karena sejak dahulu Jepang dan Orang Turki adalah sama-sama orang yang tinggal di suatu tempat dekat Mongolia masa kini.
Jepang menyediakan bantuan ekonomi kepada Turki. Salah satu dari jembatan di atas Bosphorus telah dibangun dengan bantuan Jepang. Proyekproyek infrastruktur lainnya telah dibangun juga, dan beberapa hubungan kotakota besar dirawat juga dengan baik. Perdana Menteri Koizumi Junichiro mengunjungi Turki di awal Januari tahun 2006, dalam kunjungannya itu ia menegaskan lagi sejarah persahabatan yang sudah berjalan lama antara kedua negara.
Persahabatan antara Jepang dan Turki adalah sesuatu hal yang dapat diterima. Hubungan dari dua belah pihak mungkin membawa sejumlah besar pengembangan positif untuk kedua negara. Pada waktu yang sama, ada hal lain yang hampir tidak pernah dicatat bahwa tidak semua efek persahabatan adalah hal positif dan bersifat membangun. (http://www.turkjapan2003.org/rel/contact.htm).
HUBUNGAN BILATERAL antara TURKI dengan INDONESIA
a. Sejarah singkat hubungan bilateral
Turki memberikan pengakuan diplomatik terhadap Indonesia pada tanggal 29 Desember 1949 dan hubungan bilateral Indonesia-Turki dimulai pada tahun 1950.
b. Kerjasama dan Hubungan Politik
Hubungan Indonesia dan Turki selama ini telah terjalin dengan baik, ditandai oleh saling kunjung dan pertemuan antar Presiden dan Pejabat tinggi kedua Negara.
Indonesia dan Turki telah melaksanakan 3 kali pertemuan Forum Konsultasi Bilateral pada tingkat pejabat eselon I guna membahas kerjasama bilateral serta isu-isu regional dan internasional yang menjadi kepentingan bersama.
Pada tanggal 28 Juni – 1 Juli 2010, Presiden SBY telah melakukan kunjungan kenegaraan ke Turki pada atas undangan Presiden Turki. Dalam kunjungan tersebut ditandatangani 8 perjanjian kerjasama di bidang Industri Pertahanan, Tenaga Kerja, Industri Kecil dan Menengah, Pertukaran Budaya, Pertukaran Program dan Berita, Kerjasama Teknik, dan Kerjasama Penanaman Modal.
Pada tanggal 4 – 6 April 2011 Presiden Turki, Abdullah Gül telah melakukan kunjungan kenegaraan balasan ke Indonesia. Dalam kunjungan tersebut ditandatangani 3 (tiga) persetujuan yaitu: Persetujuan Pembebasan Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik Diplomatik dan Dinas RI – Turki, Persetujuan mengenai Konsultasi Bilateral dan Persetujuan Kerjasama Pengelolaan Bencana Alam.
Kunjungan Kepala Negara/Pemerintahan : - Kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Turki tanggal 28 Juni – 1 Juli 2010.
- Kunjungan Presiden Turki, Abdullah Gül ke Indonesia pada tanggal 4 – 6 April 2011
c. Kerjasama Bidang Pertahanan Dan Keamanan
Pemerintah RI dan Turki telah menandatangani perjanjian Industri Pertahanan pada saat kunjungan Presiden SBY ke Turki tahun 2010. Protokol mengenai perjanjian kerjasama pertahanan dan keamanan yang merupakan perjanjian turunan dari perjanjian industri pertahanan RI – Turki juga telah ditandatangani pada tanggal 5 April 2011.
d. Kerjasama Bidang Ekonomi, Perdagangan dan Investasi
Volume perdagangan RI – Turki menunjukkan peningkatan dalam dua tahun terakhir, dari US$ 1,27 milyar pada tahun 2009 menjadi US$1, 38 milyar pada tahun 2010. Pada kuartal pertama tahun 2011, perdagangan kedua negara mencapai US$ 518,54 juta. Volume perdagangan kedua negara ditargetkan mencapai US$ 5 milyar pada tahun 2014.
Pada tahun 2010 tercatat 3 proyek investasi Turki di Indonesia dengan nilai total US$ 5,2 juta. Pada kuartal pertama tahun 2011, terdapat 2 proyek investasi Turki di Indonesia sebesar US$ 5,7 juta.
Nilai Investasi di Indonesia
: Kuarter Pertama tahun 2011: US$ 5,7 juta (2 proyek)
2016 :
2010 : US$ 5,2 juta (3 proyek)
Perdagangan RI-Turki:
: 2010 : US$ 1,38 milyar
2009 : US$ 1,27 milyar
2008 : US$ 2,09 milyar
e. Kerjasama Sosial Budaya dan Pendidikan
Pada gempa dan tsunami Aceh tahun 2004, Pemerintah Turki memberikan bantuan berupa tenaga medis serta mendirikan beberapa pabrik roti. Selanjutnya, pada saat terjadi bencana gempa di Sumatera, Pemerintah Turki memberikan bantuan sebesar US$ 500.000
Dalam upaya meningkatkan hubungan kerjasama budaya, Pemerintah RI dan Turki telah menandatangani persetujuan kerjasama pertukaran program kebudayaan untuk tahun 2010 – 2012.
Di bidang pendidikan, Pemerintah Turki juga banyak memberikan beasiswa bagi pelajar Indonesia untuk meneruskan pendidikan di Turki.
...... disarikan dari beberapa sumber.!
"Penulisa merupakan mahasiswa uin sunan gunung djati Bandung"
INDONESIA,,?? CINA.. dan Jepang Vs Turki..!!
"Then to do with partnershif education in the indonesia"
Menarik pula ketika saya berdiskusi bersama Berdikari Friendshif mengulas beberapa kebijakan turki terkait hubungan birateral, waktu itu kebetulan sahabat saya baru saja menyelesaikan homescholling-nya di pare kediri, dengan kemampuan berbahasa akhirnya mampu membuka tabir cakrawal dunia, yang menariknya dari pengalaman dia adalah beberapa variabel bahasan mengenai negara-negara maju di asia khususnya, karena itulah yang menjadi dorongannya pula untuk meneruskan studynya ke Australia. Awal november nanti. Semoga sukses selalu sahabat. "Dari penyampaiannya dengan gaya bicara yang sangat spontan telah mampu mengubah dan mengolah kemampuanya dalam berkomunikasi dalam berbahasa asing kebijakan dalam pendidikan dinilai menjadi penopang penting untuk mengembangkan situasi ekonomi politik suatu negara, corak berfikir dan pola berfikir seorang manusia ditentukan oleh cara ia bertahan hidup" dari situlah ia menilai kenapa australia menjadi maju dengan posisi kemandirian ekonominya.
Ok analisanya sejauh mana jalinan pemerintah indonesia dalam bidang pendidikan.!
Hubungan sulit Cina dan Jepang
Sejak 1972 Cina dan Jepang kembali melakukan hubungan diplomatik. Sengketa kepemilikan pulau sebabkan Cina batalkan perayaan 40 tahun hubungan diplomatik dengan Jepang.
Sejak 1972, ketika kedua negara kembali berhubungan, investasi Jepang telah membuka 5 juta tempat kerja di Cina. Milyaran dolar bantuan ekonomi mengalir dari Tokyo ke Beijing. Cina saat itu menjadi mitra usaha terpenting Jepang. Setiap tahunnya ratusan pebisnis Jepang bertandang ke Cina, bertukar pendapat dan memupuk hubungan dengan pejabat dan politisi Cina. Kesepakatan perdagangan bebas secara resmi mulai dibahas.
Dari Imperialisme ke Pasifisme
Sampai masa tertentu, Jepang masih menganggap Cina sebagai pusat kebudayaan dan masyarakat. Namun pertengahan abad ke 19, setelah Restorasi Meiji, Jepang mengalami modernisasi dan pada 1985 mampu mengalahkan Cina dalam sengketa mengenai Korea.
Hal ini memicu rasa unggul di pihak Jepang, jelas Yahuda. Apalagi Jepang kemudian berhasil merebut wilayah Manchuria dari Cina dan menduduki separuh Asia. Pembantaian Nanking atau eksperimen terhadap manusia yang dilakukan oleh pasukan rahasia „731“menunjukkan kepada bangsa Cina, bahwa mereka dianggap manusia kelas dua oleh Jepang.
Rasa Malu vs Rasa Bersalah
Sikap bungkam itu terutama karena alasan budaya. Di Jepang, rasa malu lebih kuat dari rasa bersalah. Selain itu, ada keterkaitan dengan akhir dari perang dunia kedua. Bom atom yang dijatuhkan pada Hiroshima dan Nagasaki membantu Jepang dalam melupakan kesalahannya. „Di Jepang, berbicara tentang pembantaian Nanking merupakan tabu, karena bisa merusak cara pandang banyak orang banyak, bahwa mereka bukan saja pelaku perang, melainkan juga korban perang“, begitu ungkap penulis Yoshikazu Kato.
Hubungan Jepang dengan Turki
Kontak langsung antara Jepang dan Kerajaan Turki dimulai setelah Restorasi Meiji pada tahun 1868 yaitu ketika para pemimpin muda yang baru merobohkan rejim Tokugawa dan membuat perubahan radikal. Sebagai bagian dari visi radikal yang baru untuk memodernisasi Jepang sedemikian rupa sehingga akan menjadi suatu kekuatan seperti halnya Barat, pemerintah Meiji yang baru mengirim misi Iwakura pada tahun 1871 - 1873 untuk menyelidiki dunia dan dengan penuh harapan merundingkan untuk meninjau kembali perjanjian yang telah ditandatangani Shogun Tokugawa pada tahun 1858. Selama kunjungan Pangeran Iwakura ke Eropa di tahun 1871, sekretaris misi Fukuchi Genichiro mengunjungi Istanbul untuk belajar kondisi-kondisi Kerajaan Turki.
Turki dan Persia mendominasi daerah Asia Barat di akhir abad ke 19 dan awal abad 20. Orang-orang Arab masih tunduk kepada orang-orang Turki, orangorang Britania, Perancis dan setelah tahun 1911 kepada orang-orang Italia. Para pelancong Jepang melintasi Britania - Mesir dalam perjalanan ke Eropa sebelum Terusan Suez yang diselesaikan pada tahun 1869. Pada tahun 1870 dan 1880, Jepang berkeinginan untuk mulai mengunjungi Istanbul setiap tahun, dan di sana Jepang menyatakan untuk menetapkan langsung hubungan diplomatik juga.
Bagaimanapun juga, Bencana Ertugrul benar-benar memperkuat persahabatan itu. Di musim panas (1890), suatu kapal tua Turki yang dikenal dengan nama Ertugrul tiba di teluk Tokyo dalam suatu misi diplomatik. Sultan Turki telah mengirim suatu medali untuk menghormati Kaisar Meiji sebagai penukar dari penerimaannya dari mengunjungi Pangeran Akihito Komatsu di tahun 1887. Pemimpin Misi Turki ini, Laksamana Muda Osman Pasha, senang terhadap pemimpin Tokyo dengan tatakramanya yang lembut. Ketika kapal mulai kembali ke Turki, kapal itu telah disapu oleh suatu taufan. Ratusan orang meninggal dunia dan hanya 69 orang yang selamat. Sebagai tanda persahabatan, para orang yang selamat telah dilayani dengan royal dan mengirimnya kembali ke Istanbul dengan dua fregat Jepang, yaitu Hiei dan Kongo.mp
Di tahun 1890, tanda persahabatan antara Kaisar Meiji dan Sultan Turki, dan warganegara pribadi seperti Shotaro Noda dan Torajiro Yamada mencoba untuk memelihara persahabatan yang nasional tetap hidup dan penting. Walaupun Jepang dan Turki telah ditetapkan untuk menjadi sisi yang berlawanan dari dua Perang Dunia pada awal abad 20, tidak pernah ada kebencian antara mereka, tetapi hanya kalkulasi dari kepentingan nasional dan persekutuan Eropa. Beberapa perencana Britania ingin Jepang untuk mengirimkan pasukan ke Mesopotamia (Iraq) untuk melawan Jerman dan Pasukan Turki di tahun 1917, tetapi proyek telah musnah dalam kaitannya dengan perhatian akan keinginan Jepang tentang pembagian wilayah setelah perang. Perihal Perang Dunia yang kedua, Jepang tidak ikut andil sampai tahun 1945, dan peran militer tidak begitu serius.
Sepanjang tahun 1920 dan 1930, dan kemudian mulai lagi di tahun 1950 sampai hari ini, Jepang dan Turki merawat hubungan kuat. Perdagangan bilateral tidak pernah rumit dalam kaitannya dengan batasan ekonomi dan geografis, lain halnya dalam lingkaran diplomatik tetapi persahabatan yang dalam telah diakui. Banyak orang Wisatawan Jepang pergi ke Turki dan Jepang menjaga suatu pandangan yang positif antar kebanyakan Orang Turki. Hal itu telah dicatat juga bahwa bahasa Jepang dan bahasa Turki mungkin sangat jauh berhubungan, dan itu disebabkan karena sejak dahulu Jepang dan Orang Turki adalah sama-sama orang yang tinggal di suatu tempat dekat Mongolia masa kini.
Jepang menyediakan bantuan ekonomi kepada Turki. Salah satu dari jembatan di atas Bosphorus telah dibangun dengan bantuan Jepang. Proyekproyek infrastruktur lainnya telah dibangun juga, dan beberapa hubungan kotakota besar dirawat juga dengan baik. Perdana Menteri Koizumi Junichiro mengunjungi Turki di awal Januari tahun 2006, dalam kunjungannya itu ia menegaskan lagi sejarah persahabatan yang sudah berjalan lama antara kedua negara.
Persahabatan antara Jepang dan Turki adalah sesuatu hal yang dapat diterima. Hubungan dari dua belah pihak mungkin membawa sejumlah besar pengembangan positif untuk kedua negara. Pada waktu yang sama, ada hal lain yang hampir tidak pernah dicatat bahwa tidak semua efek persahabatan adalah hal positif dan bersifat membangun. (http://www.turkjapan2003.org/rel/contact.htm).
HUBUNGAN BILATERAL antara TURKI dengan INDONESIA
a. Sejarah singkat hubungan bilateral
Turki memberikan pengakuan diplomatik terhadap Indonesia pada tanggal 29 Desember 1949 dan hubungan bilateral Indonesia-Turki dimulai pada tahun 1950.
b. Kerjasama dan Hubungan Politik
Hubungan Indonesia dan Turki selama ini telah terjalin dengan baik, ditandai oleh saling kunjung dan pertemuan antar Presiden dan Pejabat tinggi kedua Negara.
Indonesia dan Turki telah melaksanakan 3 kali pertemuan Forum Konsultasi Bilateral pada tingkat pejabat eselon I guna membahas kerjasama bilateral serta isu-isu regional dan internasional yang menjadi kepentingan bersama.
Pada tanggal 28 Juni – 1 Juli 2010, Presiden SBY telah melakukan kunjungan kenegaraan ke Turki pada atas undangan Presiden Turki. Dalam kunjungan tersebut ditandatangani 8 perjanjian kerjasama di bidang Industri Pertahanan, Tenaga Kerja, Industri Kecil dan Menengah, Pertukaran Budaya, Pertukaran Program dan Berita, Kerjasama Teknik, dan Kerjasama Penanaman Modal.
Pada tanggal 4 – 6 April 2011 Presiden Turki, Abdullah Gül telah melakukan kunjungan kenegaraan balasan ke Indonesia. Dalam kunjungan tersebut ditandatangani 3 (tiga) persetujuan yaitu: Persetujuan Pembebasan Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik Diplomatik dan Dinas RI – Turki, Persetujuan mengenai Konsultasi Bilateral dan Persetujuan Kerjasama Pengelolaan Bencana Alam.
Kunjungan Kepala Negara/Pemerintahan : - Kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Turki tanggal 28 Juni – 1 Juli 2010.
- Kunjungan Presiden Turki, Abdullah Gül ke Indonesia pada tanggal 4 – 6 April 2011
c. Kerjasama Bidang Pertahanan Dan Keamanan
Pemerintah RI dan Turki telah menandatangani perjanjian Industri Pertahanan pada saat kunjungan Presiden SBY ke Turki tahun 2010. Protokol mengenai perjanjian kerjasama pertahanan dan keamanan yang merupakan perjanjian turunan dari perjanjian industri pertahanan RI – Turki juga telah ditandatangani pada tanggal 5 April 2011.
d. Kerjasama Bidang Ekonomi, Perdagangan dan Investasi
Volume perdagangan RI – Turki menunjukkan peningkatan dalam dua tahun terakhir, dari US$ 1,27 milyar pada tahun 2009 menjadi US$1, 38 milyar pada tahun 2010. Pada kuartal pertama tahun 2011, perdagangan kedua negara mencapai US$ 518,54 juta. Volume perdagangan kedua negara ditargetkan mencapai US$ 5 milyar pada tahun 2014.
Pada tahun 2010 tercatat 3 proyek investasi Turki di Indonesia dengan nilai total US$ 5,2 juta. Pada kuartal pertama tahun 2011, terdapat 2 proyek investasi Turki di Indonesia sebesar US$ 5,7 juta.
Nilai Investasi di Indonesia
: Kuarter Pertama tahun 2011: US$ 5,7 juta (2 proyek)
2016 :
2010 : US$ 5,2 juta (3 proyek)
Perdagangan RI-Turki:
: 2010 : US$ 1,38 milyar
2009 : US$ 1,27 milyar
2008 : US$ 2,09 milyar
e. Kerjasama Sosial Budaya dan Pendidikan
Pada gempa dan tsunami Aceh tahun 2004, Pemerintah Turki memberikan bantuan berupa tenaga medis serta mendirikan beberapa pabrik roti. Selanjutnya, pada saat terjadi bencana gempa di Sumatera, Pemerintah Turki memberikan bantuan sebesar US$ 500.000
Dalam upaya meningkatkan hubungan kerjasama budaya, Pemerintah RI dan Turki telah menandatangani persetujuan kerjasama pertukaran program kebudayaan untuk tahun 2010 – 2012.
Di bidang pendidikan, Pemerintah Turki juga banyak memberikan beasiswa bagi pelajar Indonesia untuk meneruskan pendidikan di Turki.
...... disarikan dari beberapa sumber.!
"Penulisa merupakan mahasiswa uin sunan gunung djati Bandung"