Petahana Siapkan Nama disakunya

HERMAN SUHERMAN DI PREDIKSI AKAN MAJU SEBAGAI PETAHANA PILKADACIANJUR  2020
Siapkan Nama Calon PENDAMPING WAKIL BUPATI dikantongny, dari Partai Berlatar Nasionalis Agamis.!
Oleh: Fardan ElBasith (Ketua Cianjur Inteectual Foundation)

Selayang Pandang dari Petahana Yang akan Maju di Pilkada 2020 Pilbub Cianjur.

Profil Wakil Bupati
Wakil Bupati Herman Suherman lahir di Cianjur, tanggal 23 oktober 1962, beragama islam, bertempat tinggal di JL Al-Muchtar No. 6 BLK RESIDENCE RT. 002 RW. 015, Desa Limbangan Sari, Kecamatan Cianjur, sampai saat ini dikarunia 2 orang anak dari istrinya yang bernama Hj. Anita Sinca Yani,
terpilih menjadi wakil Bupati Cianjur periode 2016-2021 mendampingi Bupati DR. H. IRVAN RIVANO MUCHTAR, S.IP.SH.M.SI
RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL:
A. PENDIDIKAN FORMAL
SD SD Negeri Gintung 1975
ST ST Negeri II Cianjur 1979
STM STM Negeri Cianjur 1982
Sarjana Muda ATPU Provinsi Jabar 1986
S1 UNLA Bandung 2000
S2 STIA LAN Bandung 2010

B. PENDIDIKAN NONFORMAL
Pendidikan Nonformal
ADUM DIKLAT ProvinsiJabar 1996
DIKLATPIM III DEPDAGRI 2007
DIKLATPIM II LAN Bandung 2011
Kursus Manajemen Proyek Provinsi Jabar 1996
Penilai Amdal IPB Bogor 2009

C. Pengalaman Pekerjaan
Kasubsi Pengolahan Data DPUK DT II Cianjur 1992
Kasubsi Pengairan DPUK DT II Cianjur 1998
Kasubsi Penyusunan Program DPU Bina Marga 1999
Kasi PerencanaanTeknis DPU Bina Marga 2001
Kasubdin Perencanaan Teknik DPU Bina Marga 2006
Kabid Bina Teknik DPU Bina Marga 2009
Kepala Kantor Lingungan Hidup 2009
Kepala Dinas Kehutanan& Perkebunan 2010
Direktur Utama PDAM Cianjur 2014
D. Pengalaman Organisasi
Kabid Usaha &Kesejahteraan Korpri Cianjur 2010
Wakabid Aset Pramuka Cianjur 2013
Itulah sekilas Selayang Pandang Wabub yang hari ini menjabat sebagai PLT Bupati Cianjur, lepas dari kacamata profil beliau dan sepak terjangnya dipanggung politik daerah cianjur, kita sebagai masyarakat harus hafal dan sadar akan kemajuan daerah, karena beberapa hal mendasar terkait dengan pesta demokrasi daera jangan hanya dijadikan uvoria saja tanpa ada need aseesment untuk keberlangsungan kemakmuran dan kesejahtraan masyarakat, kepemimpinan daerah merupakan tingkatan tertinggi dalam penetapan serta pengambilan kebijakan politik maupun ekonomi yang harus berlandaskan Iman Kerakyatan, khususnya dicianjur yang dalam hal ini sebagai salah satu kabupaten dijawa barat, yang memiliki penomena ekologis dan demografis cukup signifikan, persoalan yang terjadi dicianjur pasca periode kepemimpinan bupati 1 periode kebelakang cukuplah menjadi sebuah catatan kaki bagi penulis untuk kemudian menyemai kembali benang kusut terkait power idiologi,politik kekuasaan pemerintah yang seolah banyak dicibir, pro kontra antara benar salah merupakan antitesa sebagian kalangan intellectual minoritas yang bersembunyi di LSM/OKP/ dan organisasi-organisasi apapun itu yang intinya secara kritik bagi penulis belum mampu memutus mata rantai kapita selekta pemerintahan hari ini. Sungguh disayangkan cengkraman kekuasaan yang begitu kuat pada beberapa tahun kebelakang membuat oportunis masyarakat, yang lebih miris dari soal Program Strategik pemerintahan kabupaten cianjur selama 3 tahun silam adalah wafatnya perhatian dan penyelesaian dalam sektor gairah budaya rukun adil makmur di cianjur, buntunya nalar kritis ditingkatan DPRD dalam tanda petik "Penyambung aspirasi/lidah Masyarakat" yang seharusnya musyarokah menyelesaikan soal persoal pada realitas sesungguhnya menunjukan ketidak berhasilannya untuk merealisasikan Perda-perda yang sudah diketuk palu itu. Lantas demikian apakah masyarakat menyoal halusinasi para aktor politik yang ada di panggung orkestra DPRD .? Jawabannya adalah tidak , masyarakat sejatinya hanya menonton pertunjukan silat para pemangku kebijakan khususnya pemangku kebijakan tertinggi dicianjur, dengan  seolah mereka lepas dari problem solfing bagi kemelut kebutuhan nilai bagi masyarakat di cianjur, beberapa hari kebelakang penulis pernah bercengkrama dengan salah satu dewan di DPRD CIANJUR Fraksi PKB, Beliauh adalah DEDI SUHERLI yang juga merupakan Ketua PC. GP ANSOR (GERAKAN PEMUDA ANSOR) Cabang Cianjur, beberapa etik point bagi penulis adalah soal diagnosis postulat kedaulatan serta bahasa kebudayaan cianjur yang Close Control dari pemerintahan, itu terbukti kurangnya programatik terkait pengawalan kebangsaan serta rekonsiliasi antar umat beragama yang kemudian di era Revolusi Industri Four Poin O ini issue nya sangat menasional, itu terbukti dari banyaknya media konvemsional maupun media mainstream yang mempertontonkan ke khalayak publik. maraknya disorientasi para Organda Gerakan serta matinya Nalar Analisis dan kritis transpormatif bagi kemajuan daerah dari para terdidik dan terpelajar yang katanya nisbatnya adalah aktor intlektual-pun akhir-akhir ini cukup stagnan dan miris akibat prilaku 86 oknum2 aktor intellectualnya. Adahal jika kita analogikan kedalam susunan bangunan rumah pemerintahan itu harus memeiliki 3 fungsi utama, yaitu pertama adalah Pondasi "sebagai dasar berpijak" jikalau tiang kita ibaratkan sebagai "benteng", dan atap sebagai pelindung, maka yang patut dipertanyakan adalah dimana letak kebocoran rumah tersebut.? Inilah yang kemudian penulis ingin kritisi dibeberapa program strategik pemerintah serta jajaran sekda kabupaten cianjur yang sudah sepatutnya kita sebagai kelas menengah intellectual agar mampu mengupayakan beberapa ajuan terkait proporsionalitas jelang pesta demokrasi PILKADA serentak 2020 kedepan.
Efek domino rentetan politik pasca pilkada serentak 2018 serta Pemilu 2019 belum saja usai bahkan kita tahu, masyarakat hari ini sedang asyiknya melihat Stand Up komedi para sengkuni yang mempertontonkan Kebodohannya di Mahkamah Konstitusi, yang katanya dengan harap2l harap Cemas beberapa golongan masyarakat kita swdang menunggu hasil klimaksnya dari persidangan MK tersebut yang ditayangkan diTelevisi dan katanya tanggal 26 hari rabu ini akan di umumkan. Entahlah siapa yang harus bertanggung jawab dari kemelut politik 2019 ini apakah mungkin pro kontra perang issue yang disajikan akhir-akhir ini akan berujung pada estabilizer kondisi sosial yang sudah kadung marak mengakar menjadi buah bibir dimasyarakat atau kemudian play list sejarah ini akan tetap dipertontonkan. Kita lihat saja orkestranya . Pada persoalan kebangsaan yang menjadi inti idiom dari paradigma masyarakat kaum intellectual seharusnya memiliki standing posisi yang sangat jelas untuk mensterilisasi pemahaman-pemahaman yang kliru dimasyarakat, hal ini sudah sepatutnya terkatrol serta terkontrol bagi keberlangsungan pengawalan IDIOPOLHUKHAM yang terjadi dan berkembang dimasyarakat umum. Seharusnya persoalan pemahaman tafkiri ini sudah selesai dalam pegangan bermadzhab di agama kita, usah kemudian mempersoalkan polemik sara, apalagi meruncing menjadi issue agama, Siapa sih itu HTI, dan ideologi lain yang berani-beraninya menantang Pancasila yang gagah perkasa.? Sudah septutnya peran itu pemuda dan kalangan partai keagaman dan nasionalis-lah yang mengambil langkah sigap serta mampu berbaris rapih dari sepuh sampai yang anom. Bagi kita masyaraksat awam, untuk menetralisir gerakan intoleran dan deradikalisasi dikalangan masyarakst kita perlu peran-peran kolaboratif yang memang berbasis pada data dan fakta serta tidak henti-hentinya memberikan aksi-aksi progresif serta revolusioner agar kedepan terciptanya kepemimpinan yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berbudaya secara bahasa. Walhasil pemerintahan kabupaten cianjur akan menyongsong segmentasi Sosial yang kohern dan terstruktur, tidak sembraut dan acak-acakan kaya gini loh. Jika saya mengutif sebuah adagium Gusdur soal percqturan politik yaitu "Cukuplah membicarakan politik itu sampai ke tenggorokan, sisanya mari kita bicara soal nilai dan kemanusiaan". Bagi penulis menyoroti penomena yang terjadi di Era pemerintahan Herman Suherman dicianjur ini sudah memiliki sensitivitas nilai atau Human Enginerring yang setidaknya sedikit ada perubahan dalam karakter kepemimpinan, namun cianjur yang kemudian belakangan ini juga sedang berbenah dan akan mengalami pemekaran atau Yang kita kenal sebagai DOB Cianjur selatan itu dipahami secara seksama atau tidak. Kita lihat yang terjadi beberapa waktu kedepan. Jikalau pemuda mati nalar kritisnya niscaya mereka hanya akan jadi kuda kosong saja. Apalagi secara sadar saya sering mempertanyakan para LSM yang mereka itu kerja apa si, dan tugasnya apa sih, padahal dilegalisasi pemerintah. Punten-punten karena secara prodak hukum yang disepakati di Dewan tidak sedikitpun memberikan kontribusi ide dan gagasan secara monumental, semoga dengan adanya konsolidasi politik dan konsolidasi pengetahuan bagi masyarakat secara merata menjelang Pesta demokrasi Cianjur 2020 kedepan , akan mampu memutus mata rantai kapitalselekta politik yang berakibat pada kesenjangan serta tidak mengurainya anatomi di pemerintah kabupaten cianjur. Walhasil mari kita dorong Wawakil Pamimpien Cianjur anu bakal mere pangarti sangkan tercipta masyarakat Adil Makmur tur sajahtera.